Kerasnya medan dan perubahan temperatur yang ekstrem di area pegunungan merupakan tantangan yang harus dihadapi para pendaki. Karena itulah, Superfriends harus menyiapkan segala keperluan pendakian, mulai pakaian, perbekalan, hingga perlengkapan keselamatan.
Berbicara mengenai pakaian saat mendaki, mungkin banyak dari Superfriends yang menyangka bahwa jaket, celana panjang, serta sepatu gunung sudah cukup untuk melindungi tubuh. Padahal, ketika mendaki tubuh kita memerlukan lapisan pakaian pelindung agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan temperatur yang drastis di atas gunung.
Tata cara berpakaian saat mendaki tersebut lebih populer dengan istilah sistem layering. Yuk, simak sistem layering yang umum digunakan di Indonesia pada ulasan berikut ini.
Base layer atau lapisan dasar
Image source: unsplash.com/@clesulie
Base layer merupakan lapisan pakaian pertama yang Superfriends wajib kenakan sebelum mendaki. Saat memilih base layer, lo perlu mempertimbangkan bahan pakaian yang gak hanya mampu menyerap keringat, tetapi juga dapat membantu keringat agar dapat berpindah ke lapisan selanjutnya.
Base layer ini berguna untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil meski menghadapi perubahan temperatur yang ekstrem. Agar base layer dapat menjalankan tugasnya dengan baik, Superfriends bisa memilih pakaian berbahan wol atau polyester yang mampu menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Hindari base layer berbahan katun sebab bahan ini hanya mampu menyerap keringat sehingga membuat tubuh rawan terpapar hipotermia. Secara umum, base layer terdiri dari tiga kategori: lighweight yang biasa dipakai untuk aktivitas outdoor, midweight untuk medan pendakian bersuhu rendah, dan heavyweight untuk medan bersalju atau bersuhu rendah.