Contoh feature wisata air terjun

Gundana

KABUPATEN Kepulauan Mentawai tidak hanya memiliki keindahan wisata budaya dan surfingnya tapi juga alamnya nan elok. Salah satunya lokasi air terjun Pujujurung di Desa Goisok Oinan, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Untuk mencapai lokasi tersebut, Okezone  berangkat dari pelabuhan Tuapeijat menuju Desa Goisok Oinan sekira 30 menit dengan menggunakan sepeda motor mengarah ke Selatan Pulau Sipora. Selama perjalanan tersebut, Anda akan melintasi pusat pemerintah Kabupaten Kepulaan Mentawai, termasuk desa-desa yang ada di Kecamatan Sipora Utara.

Kendaraan roda dua akan berhenti setelah melewati Dusun Goisok Oinan, Desa Goisok Oinan, kemudian bagian kanan jalan ada jalan setapak atau jalan perladangan warga. Kondisi jalannya tidak terlalu menanjak. Jarak lokasi Air Terjun Pujujurung ini ada sekira 100 meter dari bibir jalan raya Tuapeijat-Sioban.

Sesampai di lokasi, Anda akan disambut beberapa batu lempung besar atau batu liat berwarna abu-abu. Dari balik itu sudah langsung muncul air terjun dan derasnya air yang turun ke bawah. Meski tidak tinggi seperti air terjun daerah lainnya, Air Terjun itu sangatlah menarik untuk disambangi. Miliki tinggi sekira empat meter dengan lebar enam meter, air terjun ini miliki ciri bertingkat-tingkat.

Rimbunan pohon-pohon tinggi serta semak-semak ini menutupi lokasi tersebut. jika Anda  baru datang ke lokasi ini pastinya Anda akan tertipu jika tidak bertanya. Sebab lokasi air terjun terhalangi oleh semak dan kayu-kayu. Air terjun Pujujurung ini hulunya di perbukitan Goisok Oinan, memiliki air yang bersih dari akar-akar kayu yang menyerap air hujan mengalirkan ke hilir sungai.

Nah penasaran kan kenapa air terjun ini dinamakan Air Terjun Pujujurung?

Follow Berita Okezone di Google News

Menurut tokoh masyarakat Goisok Oinan, Flimar Sakerebau (49), pujujurung adalah nama dari bahasa Mentawai, yang artinya gemuruh air yang turun dari atas.

“Kalau saat musim hujan gemuruh air ini akan terdengar keras makanya kita namakan Pujujurung,” tuturnya pada Okezone, belum lama ini.

Air terjun ini katanya, digunakan masyarakat sebagai sumber irigasi tetes. Irigasi ini tidak seperti irigasi yang ada pada umumnya, karena airnya mengalir ke setiap sawah-sawah warga.

BACA JUGA:   Keajaiban Wisata Alam Air Terjun Batu Malang

Pria yang menjabat Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Goisok Oinan ini menambahkan bahwa keberadaan air terjun ini baru diketahui keberadaannya dan dikunjungi sejak 2014.

“Biasanya mereka akan ramai di kunjungi pada hari-hari libur dan hari minggu. Rencana tahun 2017 akan membuat Perdes. Bagi pengunjung yang datang ke lokasi akan di minta retribusi, tapi jumlahnya masih dibicarakan, ini untuk pendapatan desa dan warga untuk membantu ekonominya,” katanya.

Sebelumnya

1

2

Selanjutnya

Lampung banyak tempat wisata yang layak di jadikan destinasi tujuan wisata di pulau sumatera, Salah satunya surga tersembunyi yang bernama Air Terjun Way Lalaan, Air terjun yang berjarak hanya 8 Km dari Kotaagung, ibukota Kabupaten Tanggamus atau 80 Km atau 1,5 jam perjalanan dari Kota Bandar Lampung.

Air Terjun Way Lalaan terletak di kaki Gunung Tanggamus dan merupakan air terjun bertingkat dengan jarak kurang lebih 200 m. Nama Air terjun ini berasal dalam bahasa Lampung dari kata “Way” yang artinya sungai dan Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka. Tumpahan air terjun ini memiliki ketinggian ± 11 m.

Air terjun yang di kenal sejak Tahun 1937 yaitu pada zaman pemerintahan Belanda yang ditandai telah membuat sebuah tangga yang terbuat dari semen menuju lembah air terjun. Air terjun Way Lalaan saat ini telah dikelola oleh Dinas Pariwisata Tanggamus. Tak heran jika banyak fasilitas yang sudah disediakan di sini.Lokasi Air terjun Way Lalaan ini mempunyai 2 dua air terjun. Warga sekitar memberi nama Air Terjun Way Lalaan 1 yang terletak di atas dan Air Terjun Way Lalaan 2 yang terletak bawah.

Di kawasan ini banyak di jumpai batu-batu besar. Selain itu, air terjun yang mengalir di kolam besar menuju sungai kecil ini bisa digunakan untuk renang, karena tidak terlalu dalam. Banyak pengunjung yang memadati sungai kecil ini karena termasuk aman, selain airnya bersih dan juga menyegarkan. Air sungai ini nantinya akan menuju ke Air terjun Way Lalaan II.

Pihak pengelola air terjun Way Lalaan sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanan serta kemananan kepada pengunjung. Semua itu dibuktikan dengan dipasangnya banyak papan pemeberitahuan atau larangan untuk tidak mandi di air terjun Way Lalaan bagi pengunung yang tidak bisa berenang.

BACA JUGA:   Favorit 12 Foto Menarik Wisata Pulau Jemur

Selain berenang pengunjung juga bisa menyusuri kawasan perkebunan durian. Bahkan, saat musim durian tiba, pengunjung bebas makan durian yang tersedia di pohonnya. Ada tim khusus yang akan membantu memetik durian, namun, bagi pengunjung yang ingin mengambil sendiri juga diperbolehkan.

Fasilitas

Fasilitas yang tersedia yaitu shelter, Kamar mandi, mushola dan area parkir yang luas juga tersedia disini. Banyak penjual makanan yang berjualan di sini

Lokasi

Terletak di Desa Pekon Kampungbaru, Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung.

Peta dan Koordinat GPS: 5° 29′ 6.86″ S 104° 41′ 24.90″ E

Aksesbilitas

Berjarak kurang lebih sekitar 8 Km dari Kotaagung, ibukota Kabupaten Tanggamus atau 80 Km (1,5 jam) dari Kota Bandar Lampung. Untuk mencapai air terjun ini dapat ditempuh sekitar 15 menit dengan menggunakan berkendaraan roda dua pada kecepatan sedang dari Batu Keramat ke Pekon Way Lalaan. Selanjutnya Anda masuk ± 300 m dari sisi kiri jalan raya lintas Barat Sumatera – Bandar Lampung ke Kota Agung hingga pintu gerbang

Sejumlah objek wisata di Maros mulai menggeliat sejak dibuka. Misalnya, objek wisata alam Bantimurung Maros, tren peningkatan jumlah pengunjung mulai terlihat hingga pekan pertama kembali beroperasi.

Tercatat, sejak pagi hingga sore hari, jumlah pengunjung di tempat wisata andalan Maros itu sudah mencapai 1000 pengunjung.

Beberapa hari sebelumnya, jumlah pengunjung hanya berkisar antara 100 hingga 200 orang.

Sejak dibuka, rata-rata pengunjung yang datang menikmati kawasan wisata air terjun ini, berasal dari luar kota, seperti Makassar dan daerah lainnya di Sulsel.

Pengunjung mengaku berlibur untuk menghilangkan penat setelah hampir empat bulan lamanya beraktifitas di rumah akibat pandemi Covid-19.

“Saya dari Pinrang rombongan. Kami ke sini karena dengar-dengar sudah buka. Di daerah saya masih banyak yang tutup. Kita hilangkan stres karena sudah lama tidak berlibur, di rumah saja,” ujar seorang pengunjung, Siti Hafsah, Ahad (14/6/2020).

Meski mengaku masih khawatir dengan wabah Covid-19, pengunjung mengaku tidak punya pilihan lain untuk melepas penat selama masa pandemi ini.

BACA JUGA:   Exploring the Beauty of Wisata Alam Kebun Raya Bogor

Mereka masuk ke areal wisata dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang memang dijalankan oleh pihak pengelola wisata.

“Masih khawatir sih, tapi bagaimana lagi. Kan stres juga tinggal di rumah terus. Lagipula tempat wisata ini airnya alami mengalir terus,” tambahnya.

Selain objek wisata alam Bantimurung, Dinas Disbudpar Maros juga telah membuka objek wisata karst Rammang Rammang.

Sementara untuk pembukaan objek wisata lain, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, masih harus menunggu kajian tim gugus tugas Covid-19 Maros. (*)

jpnn.com – MENYAMBANGI lokasi Air Terjun Moramo menjadi perjalanan wisata yang berkesan. Saya datang dengan 15 orang dari agensi iklan Jakarta yang baru kali pertama ke Sulawesi Tenggara.

Air Terjun Moramo dipilih karena dianggap sebagai sebuah kreasi alam yang unik di sebuah gunung di Desa Sumber Sari, Moramo. Mereka ingin melihat wujud air terjun dari ketinggian 100 meter tersebut dengan lebih dari 60 tingkatan kecil dan tujuh tingkatan besar yang sering dibicarakan orang itu.

Untuk sampai di tujuan, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 60 kilometer dari Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan menggunakan kendaraan roda empat. Di sepanjang jalan mata juga dimanjakan dengan jejeran pohon buah, antara lain rambutan dan langsat, milik petani Desa Sumber Sari.

Perjalanan berakhir di sebuah kaki gunung dengan hutan suaka alam. Nah, guna mencapai puncak air terjun, wisatawan harus berjalan kaki dan mendaki beberapa bukit sekitar 1 kilometer.

Jarak yang dianggap tidak pendek dan lelah itu akhirnya terpuaskan dengan gemuruh air terjun yang indah. Sebuah kolam dari sebuah undakan dipilih untuk lokasi berendam.

’’Luar biasa. Ini salah satu air terjun terbaik yang pernah saya datangi. Air terjun ini unik karena terdiri atas beberapa tingkatan dan terbentuk alami,’’ ungkap salah seorang anggota rombongan, Andi Syamsuri.

Pengunjung lain, Didi Kardiman, pun kagum dengan kondisi salah satu pusat wisata Sultra itu. Bagi dia, air terjun tersebut memiliki kualitas yang sangat baik.

Hanya, menurut Didi, perhatian yang lebih maksimal dibutuhkan dari pengelola ataupun pemerintah agar pengunjung terus betah di tempat tersebut. Memang, beberapa fasilitasn tidak lagi memadai.

Also Read

Bagikan: