Pemilik taman safari prigen

Gundana

TEMPO.CO, Jakarta – Belum semua orang akrab mengenal nama Jansen Manansang. Tapi, jika ditanya tentang kebun binatang, mayoritas mungkin akan langsung teringat Taman Safari Indonesia atau TSI di Bogor. Jansen Manansang adalah salah satu pendiri tempat wisata suaka margasatwa terkenal di Asia Tenggara tersebut.

Profil Jansen Manansang Pendiri Taman Safari Indonesia

Jansen Manansang lahir di Jakarta pada 1942. Sebelum mendirikan Taman Safari Indonesia, sejak kecil Jansen bersama saudaranya, Frans Manangsang dan Tony Sumapau, telah mengikuti pekerjaan sang ayah, Hadi Manangsang. Ayahnya adalah pemain akrobat keliling. Kendati kala itu usia Jansen baru 7 tahun, ia dan kedua adiknya selalu ikut keliling rombongan sirkus bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik itu.

Tak cuma ikut, tiga bersaudara ini juga andil dalam pertunjukan. Supaya lihai berakrobat, bahkan tiap harinya mereka kudu latihan handstand selama sedikitnya 45 menit. Segala keperluan pertunjukan mereka siapkan secara pribadi, mulai dari pemain sirkus, melatih satwa, konsumsi, tenda, mengangkat peralatan, hingga mengurus perizinan. Berkat kerja keras, sirkus dan akrobat keluarga Manansang berjalan lancar, hingga mereka akhirnya memiliki sirkus bertenda.

Baca: Taman Safari Indonesia Gelar Kampung Karavan Ramadan

Suatu ketika Tony tergigit harimau dan memerlukan pengobatan. Keluarga Manangsang kemudian pergi berobat ke Australia. Kala di negeri Kanguru itu, mereka melihat sebuah kebun safari. Dari sanalah muncul ide untuk mendirikannya kebun binatang. Keluarga Manangsang memang cinta betul dengan satwa. Mereka ingin para satwa dapat hidup di lingkungan alami. Bahkan Hadi memanggil anak-anaknya dengan sebutan macan. Macan Satu untuk panggilan Jansen, Macan Dua untuk panggilan Frans, dan Macan Tiga untuk panggung Tony.

Setelah pulang ke Indonesia, Hadi dan anak-anaknya akhirnya banting setir usaha. Mereka lantas mencari tempat untuk dijadikan lokasi suaka margasatwa. Kemudian ditemukanlah tempat yang cocok di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ini adalah kebun teh yang tak lagi produktif seluas 60 hektare. Ide mendirikan marga satwa kemudian disampaikan kepada pemerintah. Mereka mendapat dukungan penuh. Pemerintah menyambung hangat keinginan Keluarga Manangsang untuk mendirikan tempat perlindungan satwa liar tersebut.

Kemudian pada 1980 dibangunlah kebun binatang dan menjadi yang pertama di ASEAN. Pembukaan suaka margasatwa yang kemudian dinamai Taman Safari Indonesia itu ternyata mendapat perhatian dan sambutan positif dari banyak pihak. Tempat wisata ini dianggap unik lantaran memiliki nilai edukatif. Taman ini ditetapkan sebagai Objek Wisata Nasional oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu Soesilo Soedarman, dan diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Menteri Kehutanan masa itu Hasyrul Harahap, pada 16 Maret 1990.

BACA JUGA:   Wisata bukit cinta anti galau cirebon

Saat ini Jansen Manansang merupakan anggota dewan penasihat Association of Southeast Asian Zoos, sekaligus pelaksana dari Livestock Expert Group dari International Union for Conservation of Nature untuk wilayah Indonesia. Di bawah kepemimpinan Jansen, Taman Safari Indonesia saat ini merupakan kebun binatang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Setelah lebih dari 50 tahun, kini Taman Safari Indonesia memiliki lebih dari 7.500 ekor satwa di lahan seluas 168 hektare. Selain itu, juga dikembangkan unit lain seperti Taman Safari Indonesia II di Prigen, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolphin Center, dan Jakarta Aquarium.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Taman Safari Bogor Siap Buka Kembali

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

konglomerat pemilik taman hiburan

Sejumlah konglomerat ternyata berstatus sebagai pemilik taman hiburan terkenal di Indonesia. Siapa sajakah mereka? Cek di sini!

Jika musim liburan tiba, kira-kira tempat wisata mana yang sering kamu pilih?

Mungkin ada yang menjawab tempat wisata alam, tempat wisata sejarah, hingga tempat wisata dengan konsep taman hiburan.

Berbicara taman hiburan, di beberapa kota besar Indonesia, terdapat taman hiburan yang besar dan cukup terkenal.

Ternyata, beberapa taman hiburan di Indonesia dimiliki oleh konglomerat, lo!

Siapa sajakah mereka? Untuk mengetahui ulasan lengkapnya simak di sini.

Akan kami ungkap pemilik taman hiburan dengan status konglomerat tersebut.

4 Pemilik Taman Hiburan di Indonesia

1. Taman Safari Indonesia

Taman Safari Indonesia merupakan tempat wisata yang mengusung konsep alam yang di dalamnya terdapat hewan-hewan liar.

Berbeda dengan kebun binatang pada umumnya, hewan-hewan di Taman Safari tidak disimpan di dalam kandang, tapi dilepasliarkan seperti di alam bebas.

Bagi kamu yang tinggal di kawasan Jabodetabek, pasti pernah berwisata ke sana, bukan?

Mengutip berbagai sumber, ternyata pemilik taman hiburan yang satu ini bernama Jansen Manansang.

Ia merupakan direktur Taman Safari Indonesia.

Namun, tak hanya Jansen saja, tapi ayah dan kedua saudaranya juga mempunyai andil besar dalam pembangunan Taman Safari.

2. Mekarsari Taman Buah

Kemudian ada Mekarsari Taman Buah.

Taman hiburan yang berada di kawasan Bogor ini, secara konsep bertemakan argowisata.

Di sana kamu akan berwisata sambil memetik buah, melihat pemandangan hijau, dan aktivitas liburan seru lainnya.

Menurut berbagai sumber, pemilik Mekarsari Taman Buah dimiliki oleh keluarga Presiden Indonesia ke-2 Soeharto.

Pada saat ini, Mekarsari Taman Buah dikelola oleh putri Soeharto bernama Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mimiek Soeharto.

3. Trans Studio

Pada awal kemunculannya, Trans Studio sempat mencuri perhatian masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:   Playground di bandung indah plaza

Sebab, taman Trans Studio merupakan taman hiburan pertama yang berada di dalam ruangan dan diklaim paling besar di Indonesia.

Ada banyak sekali wahana yang bisa kamu coba saat berkunjung ke sana.

Sesuai namanya, Trans Studio adalah salah satu taman hiburan yang dikelola di bawah CT Corp.

Seperti kita tahu, CT Corp merupakan kelompok perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat terkenal di Indonesia, Chairul Tanjung.

Berbicara lokasi, Trans Studio pada saat ini sudah tersebar di beberapa kota Indonesia, seperti Bandung, Semarang, dan Makassar.

4. JungleLand Adventure

Taman hiburan terakhir yang akan dibahas adalah JungleLand Adventure, salah taman hiburan tematik yang paling besar di Indonesia.

Melansir berbagai sumber, JungLeLand ternyata terafiliasi dengan Grup Bakrie lewat anak perusahaannya di bidang bisnis properti, yakni PT Bakrieland Development Tbk.

 ***

Itulah beberapa pemilik taman hiburan di Indonesia.

Semoga bermanfaat.

Ikuti terus artikel seru lainnya di artikel.rumah123.com.

Berencana mencari rumah?

Temukan rekomendasi lengkapnya hanya di www.rumah123.com. 

Cek sekarang juga!

IDXChannel – Profil Jansen menangsang dirut Taman safari bisa dikatakan sebagai pembahasan yang menarik. Salah satu destinasi wisata bertema hewan dan alam berada di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. 

Taman Safari memang sangat populer, namun pasti sedikit yang tahu siapa pendiri destinasi wisata ini. Mereka adalah Janssen Manansang, Fran Manansang, dan Tony Sumampu, anak dari Hadi Manansan, yang pernah menjadi direktur Oriental Circus pada tahun 1965. Karena kecintaannya pada hewan, keluarga Hadi Manansan mendirikan taman hewan di Sissarua.

Baca Juga:
Taman Hiburan Super Nintendo World Orlando Siap Dibuka di 2025

Profil Jansen Manansang Dirut Taman safari

Jansen Manansang lahir di Jakarta pada tahun 1942. Sejak usia dini, ia dan ayahnya ikut membintangi Circus Oriental, dan pada tahun 1985 Jansen dan ayahnya mendirikan Taman Safari Indonesia. Ini adalah taman safari pertama di ASEAN. Di usia dini, Janssen bersekolah di Jakarta dan meraih gelar master di bidang biologi.

Saat ini Jansen menjadi anggota dewan penasehat Association of Southeast Asian Zoos, sekaligus pelaksana dari Livestock Expert Group dari International Union for Conservation of Nature untuk wilayah Indonesia. Di bawah kepemimpinan Jansen, TSI saat ini merupakan kebun binatang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Awalnya hanya ada 50 spesies, tetapi sekarang TSI memiliki lebih dari 300  dan 7.500 spesies. 

Ayah Jansen Manansang adalah Hadi Manansang, pemimpin Sirkus Oriental Indonesia pada tahun 1965. Dia sering melakukan tur dengan sirkus selama liburan sekolah. Dia mulai belajar sejak usia dini, ketika dia berusia 7-8 tahun, melanjutkan studi setelah lulus dari sekolah menengah, dan memperoleh gelar sarjana dalam bidang biologi.

BACA JUGA:   Warung lotek terdekat dari lokasi saya

Halaman :

1 2

Investor bonafide yang akan membiayai revitalisasi TSTJ Solo akhirnya terungkap yakni pemilik Taman Safari Indonesia.

SOLOPOS.COM – Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso (paling kiri), Deputi Direktur Taman Safari Indonesia, Hans Manansang (tengah), dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kanan), saat jumpa awak media di Rumah Dinas Loji Gandrung, Solo, Selasa (22/2/2022). (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO — Setelah sempat merahasiakan, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya mengungkap investor bonafide yang akan merevitalisasi kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo.

Pemilik sekaligus Deputi Direktur Taman Safari Indonesia, Hans Manansang, bakal menyuntikkan anggaran sekitar Rp20 miliar untuk menyulap kebun binatang di dekat Sungai Bengawan Solo itu menjadi lebih modern.

PromosiHyperlocal Tokopedia Bikin Omzet Jualan Online Meroket 147%

Kepada wartawan, Hans menyebut revitalisasi bertujuan memberikan pengalaman berbeda kepada pengunjung. Mereka nantinya tak sekadar bertandang ke kebun binatang, namun bisa merasakan keberadaan hewan koleksi seperti di habitat aslinya.

Baca Juga: Dilirik Investor Bonafide, Kebun Binatang TSTJ Solo akan Dirombak Total

“Ada edukasi, bisa belajar mengenai satwa dengan habitat dan sifat seperti di alam sebenarnya. Sehingga tidak melihat binatang di tempat yang tertutup atau kandang,” katanya di Rumah Dinas Loji Gandrung, Selasa (22/2/2022) siang.

Hans mengatakan nilai investasi di TSTJ Solo di awal sekitar Rp20 miliar bisa bertambah menyesuaikan fase pengembangan. Fase pertama menyasar pintu masuk Solo Zoo hingga sekitaran danau.

Baca Juga: Wuih Keren! Begini Desain Penataan TSTJ Solo yang Dibocorkan Gibran

Kemudian pada fase kedua merupakan pengembangan dari fase pertama. “Kami akan memperbaiki kandangnya, konsepnya seperti Taman Safari. Semua sifatnya terbuka, pengunjung melihat tidak ada hewan yang terkungkung lagi,” beber Hans.

Zona Konservasi dan Edukasi

Koleksi satwa akan dibebaskan di sekitar pengunjung, meski tanpa bersentuhan. Pengunjung tetap berjalan kaki, namun konsepnya sedikit berbeda dengan Taman Safari. “Tidak ada jeruji, namun ada pemisahan zona konservasi dan edukasi. Setiap zona bisa bercerita seperti apa satwa di habitat aslinya,” ujar investor TSTJ Solo tersebut.

Baca Juga:Gibran Bocorkan Desain Penataan TSTJ Solo, DPRD: Anggarannya dari Mana?

Ihwal konservasi, Hans bakal berupaya mendorong perkembangbiakan hewan-hewan koleksi. TSTJ Solo yang memiliki dua koleksi gajah betina bakal dicarikan jodoh sehingga dari lembaga konservasi yang dibangun pada 1976 itu bakal lahir satwa baru.

Selain itu, menambah koleksi hewannya agar lebih kaya, utamanya endemik Indonesia dan Asia. “Revitalisasi di lahan existing sekarang sangat bisa, karena sangat luas. Kami melihat bukan hanya investasi tapi revitalisasi, edukasi, sehingga mereka yang datang bisa lebih mencintai satwa, utamanya satwa Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga: Setelah Sekipan dan Cengklik, TSTJ Solo bakal Gandeng Objek Wisata Lain

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan TSTJ sudah mendapatkan investor yang bonafide. Nilai investasinya besar sehingga seluruh area kebun binatang bakal dirombak total.

Also Read

Bagikan: