Tips Memakai Sepeda Gunung dengan Aman dan Nyaman Saat Mendaki

Gundana

kesalahan pesepeda pemulaFree Stock photos by Vecteezy

Kegiatan bersepeda bukanlah tren sesaat. Jika dilakukan sebagai olahraga rutin, bersepeda punya banyak manfaat, mulai dari meningkatkan fungsi otak dan kesehatan mental, memperbesar kapasitas paru-paru, memperbaiki kinerja dan produktivitas, sampai jadi aktivitas yang dapat dilakukan untuk menambah jejaring dan kenalan. Memang bersepeda adalah olahraga yang seru, baik dilakukan secara berkelompok maupun sendirian.  

Sebagai pesepeda pemula, tentu pengetahuanmu masih terbatas perihal dos and don’ts ketika bersepeda. Jangan khawatir apalagi malu. Melakukan kesalahan di tahap awal itu wajar. Kamu dapat memperbaiki diri untuk kemudian hari. Dalam artikel ini, kamu akan mengenali apa saja kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan oleh pesepeda pemula. Harapannya, kamu dapat menghindarinya pada sesi gowes berikutnya. Let’s go!

Salah memilih jenis dan ukuran sepeda 

Kesalahan pertama yang sering dilakukan oleh pemula adalah salah memilih sepeda. Memang bagi orang awam, semua sepeda tampak sama saja. Padahal setiap jenis sepeda diproduksi dengan tujuan tertentu. Sebelum memutuskan membeli sepeda, kamu harus tahu apa tujuanmu.  

Apakah untuk menjaga kesehatan sambil menikmati jalanan kota atau menjajal wilayah menantang yang menanjak dan berbatu? Apakah kamu menggunakan sepedamu pada akhir pekan saja atau untuk perjalanan ke kantor setiap hari? Atau apakah kamu diajak oleh teman-teman untuk melakukan touring sepeda selama beberapa hari? 

Pesepeda pemula perlu mengetahui empat kelompok besar jenis sepeda, yaitu:

1. Sepeda kota 

Seperti namanya, sepeda ini merujuk pada sepeda urban (city bike) yang dipakai di medan yang mulus, yaitu aspal jalanan perkotaan. Pedalnya mudah dikayuh dan rodanya meluncur tanpa usaha yang berat. Jika kamu ingin berangkat dan pulang kerja dengan bersepeda, kamu dapat memilih jenis sepeda kota. Tidak hanya ramah lingkungan, kamu juga dapat menghitung durasi bersepeda harian kamu sebagai olahraga. Jika kamu ingin menambah stamina dalam rutinitas harianmu, bersepeda di dalam kota menjadi pilihan yang asyik, lho! 

2. Sepeda hibrida 

Sepeda hibrida dibuat agar dapat digunakan di jalanan perkotaan maupun medan off-road yang lebih menantang. Sepeda jenis ini biasanya memiliki dudukan yang lebih besar dan empuk, posisi pegangan setangnya dibuat nyaman agar dapat memberikan pengalaman gowes di dua medan yang berbeda tersebut. Ban yang dipakai biasanya berukuran medium dengan alur semi-halus yang dapat memberikan efek bantalan ketika menempuh permukaan yang tidak rata. Kamu dapat memakai sepeda hibrida di jalanan yang beraspal maupun jalur tanpa aspal. Namun, jenis sepeda ini tidak cukup tangguh untuk medan pegunungan yang lebih berat.   

3. Sepeda gunung 

Sepeda gunung atau mountain bike (disingkat MTB) didesain untuk medan yang berat dan kasar seperti jalur di perbukitan dan pegunungan (off-road). Jenis sepeda ini pada umumnya memiliki pegangan setang yang rata dan rentang gigi yang rendah demi kenyamanan mengayuh pada jalur yang curam. Sepeda gunung memiliki kualitas suspensi dan shock absorber yang tinggi. MTB dengan absorber depan dikenal dengan “hardtail”, sedangkan yang memiliki absorber depan dan suspensi belakang dinamai sepeda “full-suspension”. Sepeda gunung tanpa suspensi disebut sepeda “rigid”. Jika kamu ingin menjajal bersepeda di medan menantang, MTB merupakan pilihan yang tepat. 

4. Sepeda lipat 

Sepeda lipat merupakan jenis kendaraan yang paling compact dan mudah dibawa ke mana-mana. Seperti namanya, ketika tidak dipakai, sepeda ini dapat dilipat dan ditenteng, apalagi bagi kamu yang menggunakan kendaraan umum, bus maupun kereta, untuk menyambung perjalanan rutin harian. Sepeda lipat juga ideal untuk orang-orang yang ingin bepergian tanpa kehilangan waktu untuk bersepeda. Pada umumnya, sepeda ini memiliki lingkar roda yang lebih kecil dan bobotnya sangat ringan.  

BACA JUGA:   Pendidikan Kreatif di Era Modern: Mendukung Anak-anak Membangun Imajinasi dan Bakat Kreatif Mereka

Setelah menentukan jenis sepeda yang cocok untuk tujuan gowesmu, kamu perlu memilih ukuran yang cocok dengan postur tubuhmu. Ukuran sepeda sendiri tergantung pada kelompok sepeda, sebagai contoh: sepeda MTB memiliki ukuran XS, S, M, L, dan XL. Untuk ukuran XS diperuntukkan bagi kamu yang memiliki tinggi badan 152-162 cm, ukuran S untuk pesepeda dengan tinggi badan 162-170 cm, M untuk tubuh dengan tinggi 170-178 cm, dan L 178-185 cm, dan XL untuk pesepeda 185 cm ke atas. Dengan memilih ukuran yang sesuai postur tubuh, kamu lebih nyaman ketika duduk dan mengendalikan setang sepeda.

Sebelum masuk ke toko sepeda, kamu perlu cek apa saja panduan dalam memilih dan road bike untuk pemula. 

Teknik bersepeda kurang tepat 

Kamu harus selalu melakukan pemanasan sebelum bersepeda dan melakukan pendinginan setelah sesi gowesmu. Dengan “ritual” tersebut, kamu akan menjaga tubuhmu dari cedera. Posisi kaki dan lutut saat mengayuh pedal juga penting kamu perhatikan. Cara mengayuh yang benar adalah dengan posisi lutut lurus atau agak masuk ke dalam (knees in). Kesalahan pemula biasanya membiarkan posisi lututnya membuka ke luar (mengangkang). Posisi paling ideal adalah lutut selurus mungkin sehingga gerakan badan lebih efisien. Jika terlalu mengangkang, atau malah terlalu ekstrem ke dalam, akan mengakibatkan sakit pada kaki, engkel, dan lutut.  

Sebagai pemula, kamu juga harus mempelajari teknik shifting (pindah gigi) dan pengereman sehingga kegiatan bersepedamu jadi aman dan nyaman. Kesalahan fatal yang paling sering dilakukan pesepeda pemula adalah terlambat mengerem di tikungan. Berhati-hatilah ketika melewati tikungan agar bisa terhindar dari risiko kecelakaan. Ketika posisi kamu mendekati tikungan, hindari mengerem tepat ketika berada di tikungan agar tak tergelincir. 

Teknik shifting wajib dikuasai pula oleh semua pesepeda pemula. Teknik pindah gigi bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga demi keselamatan dan untuk menghemat tenaga kamu. Ketika bersepeda menuruni jalan yang curam, pilihlah gigi roda depan sepeda dengan angka yang lebih besar, lalu angka gigi lebih kecil di roda belakang untuk menghindari kemungkinan tergelincir. Jika kamu bersepeda di tanjakan, gunakan gigi roda depan dengan angka yang paling kecil dan roda belakang dengan angka gigi paling besar sehingga pedal lebih mudah berputar saat mendaki. Dengan demikian, dalam posisi menanjak pun kayuhan tak terlalu berat dan kamu bisa menghemat tenaga.

Sebagai orang yang baru terbiasa dengan hobi bersepeda, kamu perlu membaca tips bersepeda apa saja yang perlu masuk ceklis pesepeda pemula. 

Kurang memperhatikan keselamatan 

Baik kamu adalah pesepeda pemula yang menggunakan sepeda untuk ke tempat kerja maupun touring ke luar kota, keselamatan merupakan hal yang perlu terus kamu perhatikan. Helmet, sarung tangan, kacamata, pelindung siku dan lutut, dan bel bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Seperti pengendara sepeda motor, pesepeda juga perlu melindungi dirinya dari risiko parah kecelakaan lalu lintas. Kesalahan pemula adalah sering kali lupa membawa perlengkapan yang dapat melindungi dirinya tersebut.

pesepeda pemula harus utamakan kesehatanImage by Freepik 

Pilihlah helmet yang sesuai ukurannya dengan ukuran kepalamu. Jangan terlalu kebesaran dan jangan pula terlalu sempit. Kamu juga dapat memilih helmet yang memiliki bentuk aerodinamis agar lebih aman dan nyaman. Kacamata berguna untuk melindungi bagian mata dari debu, asap, maupun benda lain yang dapat mengganggu penglihatanmu ketika bersepeda.  

Rambu-rambu lalu lintas berlaku untuk semua pengguna jalan, termasuk pesepeda. Perhatikan setiap rambu dan lampu sepanjang perjalanan. Jika kamu teledor atau mengabaikannya, kamu tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Ingat, jalanan dipenuhi berbagai jenis kendaraan dan pejalan kaki. Jangan bersepeda secara berkelompok sampai-sampai menghalangi pengguna jalan lain untuk lewat. Jangan bersepeda melewati trotoar sehingga mengganggu pejalan kaki.

Mudah terpengaruh oleh orang lain 

Kesalahan pesepeda pemula yang terakhir adalah mudah terpengaruh oleh orang lain. Bersepeda memang bisa menjadi hobi yang menyenangkan dan menyehatkan tubuh. Namun, hobi ini dapat menjadi gaya hidup yang berlebihan. Jika terlalu mendengarkan omongan orang lain, kamu akan jadi kewalahan sendiri.  

BACA JUGA:   Museum seni rupa dan keramik website

Jika kamu merasa sepeda yang kamu pakai sudah cukup nyaman dan sesuai dengan tujuan bersepeda, jangan sampai kamu terpengaruh ingin membeli sepeda baru. Kamu juga tidak perlu memiliki setiap gadget atau model pakaian bersepeda terbaru. Selama kamu nyaman dan keselamatan terjamin, kamu sudah cukup.  

Kamu mungkin mempunyai sifat kompetitif sehingga tak mau kalah dari pesepeda lain. Jangan sampai keinginan untuk menang tersebut menjadi bumerang bagi diri sendiri. Dengarkan tubuhmu sendiri. Jika kelelahan, kamu boleh beristirahat, kok. Teguklah air putih untuk menghidrasi tubuhmu. Jangan terlalu memforsir diri hanya karena ingin meniru pesepeda idolamu yang profesional. Tujuan kamu adalah agar tetap sehat, bukannya malah sakit, kan?

Perlengkapan sepeda apa saja yang kamu perlu miliki? Cek daftarnya agar kamu dapat mengayuh sepeda dengan sehat, aman, dan nyaman. 

Setelah menghindari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pesepeda pemula, kamu juga perlu menghindari risiko kerugian finansial. Agar bisa bersepeda dengan tenang dan aman, kamu perlu memiliki asuransi yang melindungi diri dari risiko kecelakaan, termasuk kecelakaan akibat bersepeda. Jika bukan kamu yang peduli pada diri sendiri, siapa lagi, bukan?

Asuransi Kecelakaan Diri dari Roojai Indonesia dapat memberikan kamu proteksi dari risiko kerugian jangka panjang akibat kecelakaan. Asuransi ini memiliki berbagai manfaat santunan tunai sebagai pengganti pemasukan yang hilang akibat kecelakaan atau untuk mendapatkan biaya perawatan akibat kecelakaan yang akan ditanggung secara cashless. Untuk kamu yang aktif, asuransi Kecelakaan Diri akan melindungi kamu dari risiko berbagai aktivitas seperti mengendarai kendaraan roda dua, hobi olahraga ekstrem, dan lainnya. Jangan ragu untuk menghubungi layanan kontak center kami untuk informasi lebih lanjut.  

Dapatkan penawaranCara Memilih Ukuran Sepeda Berdasarkan Tinggi Badan

Memilih ukuran sepeda berdasarkan tinggi badan adalah cara termudah. Tak perlu mengukur panjang ini itu guna memperoleh tunggangan paling pas untuk postur tubuhmu. Meskipun sebenarnya kamu masih harus memperhitungkan juga beberapa faktor selain tinggi badan. Misalnya panjang lengan, lebar bahu, inseam, dan sebagainya.

Pada umumnya ukuran sepeda dilihat menurut dimensi rangkanya, tetapi berbeda dengan MTB. Kebanyakan pegowes memakai sepeda ukuran 26, 27,5 atau 29. Padahal angka-angka itu jauh lebih tinggi daripada ukuran yang muncul pada tabel panduan sepeda MTB. Lantas kenapa ada pedoman berbeda? Dan bagaimana sebenarnya cara memilih sepeda berdasarkan tinggi badan? Mari kita simak pembahasan berikut ini.

Tentang Angka 26, 27,5, dan 29

Menyatakan apa sebenarnya angka-angka tersebut? Khusus untuk sepeda gunung, ukurannya tidak hanya dibedakan menurut tinggi frame, tetapi juga berdasarkan diameter ban. Benar, angka 26, 27,5, dan 29 itu menyatakan ukuran diameter ban sepeda gunung.

Dulunya sama seperti roadbike, sepeda MTB  hanya memakai satu jenis ukuran ban. Semua pabrikan hanya memproduksi MTB dengan rangka logam, suspensi depan (hardtail), serta ban berdiameter 26inci.

Tapi seiring kemajuan teknologi, rangka sepeda masa kini tak cuma menggunakan material logam, ada alloy, bahkan carbon. Sistem suspensi pun makin modern dengan pilihan bermacam-macam. Mulai dari hardtail, softail, sampai tanpa suspensi sama sekali, seperti pada sepeda fixie. Baik sistem pegasnya yang menggunakan per koil maupun tabung udara (air shock).

Demi meningkatkan pengalaman menggowes, para produsen kemudian berinovasi  dengan mencoba menambah lebar diameter ban menjadi 29inci. Dan tak lama kemudian menghadirkan inovasi lebih baru, yaitu menyematkan ban berdiameter 27,5inci. Alhasil, kini penggemar MTB memiliki tiga pilihan ukuran ban.

 

Perbandingan MTB 26, 27.5, dan 29

Pertama-tama, mari mengonversi ukuran inci ke sentimeter. 26inci sama dengan 66.04cm, 27.5inci sama dengan 69.85cm, dan 29inci sama dengan 73.66cm. Lalu bagaimana perbandingannya?

  • 26”

Kelebihan: Bobotnya ringan, kontrol lebih mudah, akselerasi cepat, dan cocok untuk segala postur tubuh. Juga cocok dipakai meluncur cepat di medan terjal tingkat rendah, seperti di pedesaan.

BACA JUGA:   Kuliner enak di surabaya 2022

Kekurangan: Ban kecil dapat mengurangi kinerja suspensi sehingga  kurang empuk. Kemampuan traksi rendah membuat lebih mudah selip. Memiliki kecepatan maksimal lebih rendah. Dan cukup sulit menaklukkan gundukan tajam, seperti batu atau akar pohon besar.

  • 29”

Kelebihan: Gundukan lebih mudah ditaklukkan. Kinerja suspensi, traksi, serta stabilitas lebih baik daripada 26”. Kecepatan maksimal jauh lebih tinggi daripada 26”. Cocok untuk pegowes pertubuh tinggi. Apalagi yang gemar berkendara jarak jauh.

Kekurangan: Bobot lebih berat, akselerasi lambat, pegowes sulit bereaksi cepat. Maka tidak cocok untuk jalur sempit atau dipakai oleh pegowes bertubuh pendek.

  • 27,5”

Ukuran ban 27,5” berada di tengah-tengah. Memiliki bobot relatif ringan, seimbang dengan akselerasi, stabilitas, serta kinerja suspensinya. Ukuran ini bisa menjadi alternatif tepat buat pegowes berpostur pendek yang ingin memaksimalkan kontrol sekaligus kecepatan, dengan pengeluaran tenaga yang efisien.

Tinggi Badan vs Ukuran Sepeda

Orang Indonesia tergolong bertubuh sedang. Menurut penelitian eLife yang dilansir dari Beritagar.id, tinggi rata-rata pria Indonesia berkisar antara 154 – 163cm, sementara wanita sekitar 144 – 152cm. Dari seluruh negara-negara di dunia, postur tubuh rata-rata orang Indonesia berada di posisi ke-188 untuk pria dan ke-191 untuk wanita. Di mana postur tubuh paling tinggi dimiliki orang-orang Eropa, seperti Belanda, Latvia, serta Estonia.

Tapi jangan salah, postur tubuh pendek ternyata bukan berarti jelek. Orang bertubuh tinggi ternyata malah lebih rentan memiliki masalah kesehatan, terutama gangguan pada tulang dan persendian. Mungkin itu juga alasan kenapa warga Belanda gemar bersepeda sehari-hari, agar mengurangi risiko mengalami masalah kesehatan tulang.

Bersepeda memang telah terbukti meningkatkan kesehatan baik fisik maupun mental. Selain itu, menggowes juga berpengaruh terhadap tinggi badan. Karena tubuh bagian bawah terus bergerak aktif sehingga merangsang aliran arah lebih lancar. Paru-paru pun ikut bekerja keras memompa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kedua faktor inilah yang bisa meningkatkan pertumbuhan tinggi badan.

Maka tidak heran kalau ada yang menyarankan posisi sadel sebaiknya ditinggikan. Dengan begitu kaki-kakimu dapat meregang maksimal. Rutin bersepeda dalam posisi tersebut dipercaya akan membuat kaki makin panjang.

Hanya saja risikonya performa gowesan kamu bakal terganggu. Jangkauan kaki ke pedal yang terlalu jauh bisa mengurangi kontrol, sehingga tidak disarankan bagi kamu yang gemar bersepeda di medan berat. Oleh karena itu, jauh lebih baik jika kamu memilih ukuran sepeda yang pas. Daripada harus menghadapi risiko-risiko yang tidak perlu.

Panduan Ukuran Sepeda MTB Menurut Tinggi Badan

Cara termudah untuk memilih ukuran sepeda adalah berdasarkan tinggi badan. Tapi perlu diingat bahwa kamu juga perlu mengukur panjang inseam alias sisi kaki bagian dalam, mulai telapak kaki hingga pangkal paha atau selangkangan. Panjang inseam bisa kamu ukur menggunakan langkah-langkah berikut:

  • Berdiri tegak bersandar dinding tanpa memakai alas kaki.
  • Regangkan telapak kaki hingga membuat celah selebar 15 – 20cm.
  • Atau apit buku yang cukup tebal, kira-kira sama dengan diameter rangka sepeda tepat di antara celah pangkal pahamu.
  • Tandai pangkal paha dengan titik di dinding menggunakan pensil.
  • Setelah itu ukur tinggi titik tersebut dari permukaan lantai dan kamu telah mendapatkan panjang inseam.

Ukuran sepeda gunung umumnya menggunakan pedoman jarak antara bottom bracket (titik poros crank) sampai ke puncak seat tube (tangkai sadel). Setiap produsen biasanya menerapkan pola pengukuran berbeda-beda. Berikut tabel panduan ukuran sepeda secara umum.

Kesimpulan

Setelah menyimak tentang tipe ban dan tabel panduan di atas, apakah kamu sudah menemukan ukuran sepeda paling pas buatmu? Kamu bisa menjadikan salah satunya sebagai pedoman.

Sedikit rekomendasi, jika berpatokan pada postur tubuh orang Indonesia yang relatif sedang. Maka sepeda MTB paling cocok adalah yang memiliki ukuran frame XS (Xtra Small), S (Small), atau M (Medium). Dan kalau pilihannya menurut ukuran ban, maka diameter paling pas umumnya adalah 26” atau 27.5”, kecuali jika tinggi badanmu lebih dari 180cm.

 

Also Read

Bagikan: