Wisata edukasi bahasa inggris

Gundana

Belajar Bahasa Inggris Menyenangkan di Desa Bahasa Ngargogondo Borobudur

Desa Bahasa Ngargogondo Borobudur adalah tempat belajar bahasa Inggris yang berbeda dari tempat kursus bahasa Inggris lainnya. Berlokasi di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, desa ini telah menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.

Pendiri Desa Bahasa Ngargogondo, Hani Sutrisno, menciptakan metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan interaktif. Menurutnya, kelas di sana tidak hanya sebatas kursus biasa, tetapi dibuat seperti permainan sehingga memberikan kesan yang menyenangkan dan tidak membosankan.

Desa Bahasa Ngargogondo memiliki delapan pengajar dan minimal empat orang siswa untuk memulai satu kelas bahasa Inggris. Para pengajar di sana memberikan pelajaran dengan menggunakan metode yang interaktif dan menyenangkan sehingga peserta akan belajar bahasa Inggris dengan senang hati.

Salah satu metode pembelajaran yang sering dipakai di sana adalah permainan di mana peserta harus mengikuti instruksi dalam bahasa Inggris yang diberikan oleh pengajar. Contohnya, pengajar akan memberikan aba-aba “goto forward” dan peserta harus melompat ke depan. Instruksi “go to back” akan membuat peserta melompat ke belakang, sementara “go to right” dan “go to left” akan membuat peserta melompat ke kanan atau kiri.

Meskipun terlihat sederhana, permainan ini dapat membuat peserta tertawa dan merasa senang saat belajar bahasa Inggris. Hal ini berbeda dari persepsi masyarakat yang menganggap belajar bahasa Inggris sebagai kegiatan yang menyeramkan dan membosankan.

Desa Bahasa Ngargogondo Borobudur pertama kali didirikan pada tahun 1998 oleh Hani Sutrisno yang membuka kursus bahasa Inggris secara gratis bagi warga sekitar Kabupaten Magelang. Awalnya, ia hanya ingin menjadi motivator bagi anak-anaknya untuk belajar bahasa Inggris, tetapi akhirnya, warga sekitar mulai tertarik dan meminta Hani untuk meneruskan pelajaran bahasa Inggris.

BACA JUGA:   Wisata edukasi anak di blitar

Hingga pada 2007, jumlah warga yang ingin belajar bahasa Inggris di sana semakin membeludak sehingga membuat Hani kewalahan. Saat itu sudah ada 400 orang yang ingin belajar bahasa Inggris dan membuat dirinya tidak punya waktu untuk bekerja di tempat lain.

Desa Bahasa Ngargogondo Borobudur menjadi salah satu contoh bahwa belajar bahasa Inggris tidak selalu membosankan. Melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, peserta dapat belajar bahasa Inggris dengan senang hati. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, tempat ini bisa menjadi pilihan untuk belajar bahasa Inggris sambil menikmati suasana desa yang tenang dan nyaman.

Wisata Edukasi di KawasanCandi Borobudur

Selain memberikan metode pembelajaran yang menyenangkan,Desa Bahasa Ngargogondo memiliki konsep sebagai wisata edukasi. Setiap orangyang mendaftar kursus di sini akan diajak berwisata ke Candi Borobudur.

Tidak sekadar berwisata, tujuan Hani mengajak siswanya keCandi Borobudur untuk melatih keterampilan dalam berbahasa Inggris. Di sana,para siswa akan diminta untuk berinteraksi dengan wisatawan mancanegara agarkemampuan berbicara bahasa Inggrisnya semakin lancar.

“Ini seperti studytour, jadi ada tur dan ada study-nyajuga,” ujar Hani.

Paket kelas yang ditawarkan pun bervariasi, ada kelas untuk6 hari, 10 hari, hingga 1 bulan. Kelas dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB, laludilanjutkan pada pukul 17.00-21.00 WIB. Setiap paket kelas yang dipilihmemerlukan biaya sebesar Rp3.500.000.

Hani menjelaskan sistemnya itu setengah-setengah, yaknisetengah hari belajar dan setengah hari wisata. Peserta didik akan mendapatkanmakan tiga kali dalam sehari, tiket wisata ke Candi Borobudur dan sekitarnya,serta penginapan di rumah warga. Namun, jika tidak ingin menginap di rumahwarga, Hani sudah menyediakan beberapa kamar di sana dengan biaya tambahan Rp2.500.000per orang per 10 hari menginap.

BACA JUGA:   Tiket masuk pantai pik 2

“Selama pelajaran berlangsung, ponsel kami sita. Baru bisadigunakan kalau sedang istirahat, sekitar jam 4 hingga 5 sore,” imbuh Hani.

Meskipun lama pendidikannya tidak terlalu lama, Hanimeyakini setiap peserta didik akan mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik.Menurutnya, untuk lancar berbahasa Inggris yang diperlukan hanya konsisten danrutinitas dalam belajar.

“Mereka yang selesai belajar di sini, kalau disuruh ngomong bahasa Inggris pasti tidak kalahdengan lulusan S1 bahasa Inggris. Karena yang mereka lakukan di sini belajarbahasa Inggrisnya rutin setiap hari, itu yang menjadi kunci keberhasilannya,”dia melanjutkan.

Setiap bulannya Hani membuka kelas baru yang kebanyakandiisi oleh siswa sekolah yang ingin mengisi waktu liburnya. Peserta didikberasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan minimal pendidikan kelas 4 SD.

“Setiap tanggal 10 sampai 20 kita buka kelas baru. Palingbanyak yang daftar itu siswa SMP dan SMA. Tapi, mahasiswa juga banyak kalaulagi liburan semester,” katanya lagi.

Also Read

Bagikan: