Wisata edukasi jatim

Gundana

Peresmian Wisata Edukasi PLTS ITN Malang oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Nur Kholis. Kika:  Ketua P2PUTN Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT, Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi ,MSEE, K.H Zain Baik (Gus Zain), dan Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Nur Kholis. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur meresmikan Wisata Edukasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kapasitas 0,5 MWp/ 500 KWp di Kampus 2 ITN Malang, Jalan Raya Karanglo KM 2 Kabupaten Malang, Sabtu, (20/8/2022).

Ditandai dengan penandatanganan prasasti  oleh Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi ,MSEE, dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur, Dr. Nurkholis, S.sos.,M.Si.,CIPACIHCM mewakili Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa M.Si. Saat ini PLTS ITN Malang merupakan PLTS skala kampus terbesar di Pulau Jawa, dan terbesar kedua di Indonesia.

Sebelum peresmian wisata edukasi juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemprov Jatim dengan ITN Malang. Serta, penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) Provinsi Jawa Timur, Ir. Baju Trihaksoro, MM, dengan Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kerjasama (LP2K), ITN Malang, Ir. Togi H. Nainggolan, MS.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jatim, Nurkholis mengapresiasi PLTS ITN Malang sebagai sumbangsih kampus kepada Jawa Timur. Menurutnya, saat ini hampir sekitar 50 Megawatt PLTS sudah terpasang di Jawa Timur, baik dari swasta maupun perguruan tinggi.

“Luar biasa adanya PLTS di ITN Malang. Ini merupakan sumbangsih ITN kepada Jatim. Saat ini pemasangan PLTS Jatim tertinggi di Indonesia. Mudah-mudahan (ITN Malang) bisa memberi inspirasi kampus-kampus lain untuk memasang PLTS,” ujar Nurkholis saat konferensi pers.

Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi ,MSEE, memberikan cenderamata kepada Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Nur Kholis. Diapit Ketua P2PUTN Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT, (kiri), dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro (kanan). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Nurkholis mengungkapkan, keinginan percepatan pemanfaatan energi terbarukan ternyata masih ada kendala regulasi ketika di produksi oleh swasta. Maka, harapannya ITN Malang menjadi salah satu kampus pioner yang konsen memanfaatkan EBT.

“Kendalanya memang ada regulasi yang membatasi. Tidak boleh banyak-banyak prosentasenya ketika dilakukan (produksi) oleh swasta. Padahal, kami niatnya EBT berjalan sesuai keinginan pemerintah. Maka, ITN Malang kami harapkan menjadi pioner untuk kampus yang care terhadap EBT,” imbuhnya.

Pengembangan EBT didukung dengan meresmikan Wisata Edukasi PLTS ITN Malang menjadi salah satu jalan edukasi kepada masyarakat. Nurkholis berharap ITN Malang untuk sesegera mungkin menggandeng dinas terkait, seperti dinas pariwisata, serta menyebarluaskan informasi ke sekolah-sekolah.

“Ini destinasinya bagus jika dikelola dengan baik. Dan, tidak hanya solar cell, tapi bisa ditambah edukasi pikohidro, serta teknologi-teknologi lainnya,” tandasnya.

Peresmian wisata edukasi inipun dibarengi dengan Pameran Teknologi, dan Workshop PLTS ITN Malang. Menurut Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi MSEE, pameran hasil karya mahasiswa dan dosen merupakan kontribusi dalam peningkatan penggunaan EBT. Sesuai instruksi presiden targetnya pada tahun 2025 EBT dari bauran energi primer mencapai sekitar 23 persen.

“Untuk mencapai target itu kami didorong untuk mengembangkan EBT. ITN Malang telah memulai dengan membangun PLTS 0,5 MWp sebagai laboratorium lapangan. Dan, saat ini kami juga sedang menyelenggarakan workshop PLTS yang diikuti 70 peserta dari pelajar, mahasiswa, dan umum,” tutur Prof Lomi sapaan akrab Rektor ITN Malang.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Nur Kholis (batik coklat) melihat Bedjo EV mobil listrik karya dosen ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Prof Lomi menuturkan, penggunaan energi PLTS di ITN Malang saat ini baru terserap 40 persen. Dimana sisanya diekspor ke PLN. Sehingga, untuk memanfaatkan energi lebih banyak kedepannya Kampus Biru akan membangun inkubator bisnis.

BACA JUGA:   Playground di bandung indah plaza

Target untuk mengurangi penggunaan energi fosil selain adanya PLTS juga terus digenjot oleh ITN Malang. Dengan membuat pembangkit listrik tenaga sampah yang masih dalam tahap riset 60 persen. Sementara, untuk pikohidro sudah digunakan secara luas melalui pengabdian masyarakat.

“Untuk pikohidro sudah digunakan secara luas, tapi belum dikomersilkan. Ini salah satu upaya kami mengembangkan EBT di luar kampus. Kedepannya kami akan mengembangkan lebih luas. Sehingga upaya pemerintah mengembangkan EBT akan lebih masif,” lanjutnya.

Baca juga : ITN Malang Luncurkan Bedjo EV Mobil Listrik 

Sementara Kepala DPRKP dan CK Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro menjelaskan, PKS dengan ITN Malang terkait revisi tata ruang Provinsi Jatim. Apalagi dengan akan dibangunnya Indonesia Islamic Science Park (IISP) yang berlokasi di kawasan kaki Jembatan Suramadu sisi Madura.

Baju Trihaksoro yang juga alumnus Teknik Sipil ITN Malang angkatan ’85 berharap, kerjasama nantinya tidak hanya dalam tata ruang. Ia berharap terbangun kerjasama dalam kajian pembentukan SPAM regional (Sistem Penyediaan Air Minum Regional) sebagai pengelola jaringan air, sampah regional, dan lain sebagainya.

“Saya berharap kerja sama kami (Pemprov Jatim) dengan ITN Malang tidak hanya dalam tata ruang saja. Karena kewenangan propinsi kami juga terkait dengan SPAM regional dan sampah regional. Kemudian juga kajian-kajian dalam menangani kawasan kumuh,” harapnya.

Baju Trihaksoro berharap dengan banyaknya teknologi yang sudah diciptakan ITN Malang kedepannya dapat bekerjasama dengan alumni. Sehingga, teknologi-teknologi tersebut bisa menjadi corporate social responsibility (CSR) bagi masyarakat.

“Nah, ini tidak harus dengan anggaran kampus. Karena bisa kerjasama dengan alumni. Harapan saya ITN Malang mempunyai semacam tinggalan lewat PKL (praktek kerja lapangan),” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Selingkarwilis.com – Wisata Museum Trinil, di Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, cocok untuk dijadikan berlibur sekaligus mengedukasi anak-anak.

Hal itu seperti yang dilakukan oleh Ketua Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari (YKB) Jatim, Yesika Toni, pada Jumat (27/1/2023).

Ny. Yesika Toni bersama pengurus mengajak sekitar 200 murid TK Kemala Bhayangkari se-Cabang Ngawi melakukan wisata edukasi di Museum Trinil.

Baca Juga: Edit Foto Tawuran, Bocah SD di Ngawi Bikin Ricuh Warga

Turut serta menyambut rombongan pengurus YKB Jatim, Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera didampingi Ketua Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Ngawi Famella Dwiasi.

Kedatangan Ketua YKB Jatim yang juga merupakan istri dari Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Toni Harmanto disambut hangat oleh anak-anak TK.

Sejumlah anak TK melakukan tarian dan pemberian topi gading sebagai ikon kota Ngawi juga buket bunga sebagai tanda cinta anak kepada ibunya.

Baca Juga: Unik, Kapolres Ngawi Ajak Anggota Cek Tempat Wisata Sambil Touring Vespa

“Terima kasih, semoga anak-anak TK Kemala Bhayangkari ini menjadi generasi yang sehat, cerdas dan menjadi kebanggan keluarga dan negara, “tutur Yesika.

Rangkaian kegiatan wisata edukasi bersama anak TK diantaranya menggambar, mewarnai, menyusun puzzle, menempel mozaik dan menyaksikan film dokumenter sejarah berdirinya museum Trinil di ruang teater serta melihat berbagai fosil purbakala di gedung museum Trinil.

Malang adalah salah satu tempat tujuan wisata yang sangat diminati oleh banyak orang. Kota satu ini merupakan kota terbesar kedua setelah Surabaya di Jawa Timur, oleh karena itu banyak sekali wisata edukasi Malang yang dapat dinikmati keluarga besar.

Wisata Edukasi di Malang yang Kerap Ramai Dikunjungi

Untuk kali ini, Parents wajib tahu ini 10 destinasi wisata edukasi di Malang Raya yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, serta Kota Batu. Ada apa saja sih? Berikut 10 rekomendasi wisata edukasi Malang untuk Parents.

 

Baca juga: Ternyata Oleh-oleh Khas Malang Bukan Cuma Apel Loh!

 

1. Eco Green Park Batu

Eco Green Park Menjadi Wisata Edukasi di Malang

Konsep dari Eco Green Park ini adalah Fun and Study Jungle Adventure. Kawasan yang berada di bawah pengelolaan Jatim Park ini memang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan untuk mengetahui mengenai taman rekreasi yang pas untuk keluarga.

BACA JUGA:   Wisata edukasi farm

Kawasan wisata Eco Green park ini berlokasi di Kota Batu, Parents. Untuk masuk ke Eco Green Park dikenakan biaya sebesar Rp.70.000 pada hari Senin-Jumat. Sedangkan pada hari sabtu-minggu dikenakan biaya sebesar Rp.100.000.

Untuk jam buka kawasan wisata ini pada pukul 9 pagi dan tutup pada pukul 5 sore. Ketika memasuki Eco Green Park wisatawan akan disambut dengan area Kolam Ikan Koi.

Kemudian, di dalamnya pengunjung juga mendapatkan informasi bagaimana proses mengolah sumber daya alam hingga menjadi aliran listrik dengan tenaga yang cukup tinggi di PLTA dan juga PLTU.

Selain itu, juga wisatawan bisa mengunjungi wahana Skema Pomba Gravitasi Air atau Hidram lho, Parents.

 

2. Museum Angkut Batu

Museum Angkut Batu di kota Batu Malang

Museum Angkut ini menyajikan konsep wisata yang berhubungan dengan Transportasi. Di dalam museum ini wisatawan bisa melihat berbagai sarana transportasi yang ada di Indonesia dan juga di negara lain.

Mulai dari yang Antik (Kuno) sampai yang terbaru (Modern), transportasi yang digerakkan oleh manusia, hewan ataupun mesin.

Selain itu, di dalam museum ini juga terdapat kurang lebih 300 koleksi mobil di tanah seluas 3,8 Hektar. Museum ini tercatat sebagai museum transportasi pertama yang ada di Asia.

Museum Angkut memiliki zona-zona, yakni Ruangan Utama, Edukasi, Sunda Kelapa dan Batavia, Uni Eropa, Gangster & Broadway, Hollywood, serta Las Vegas.

 

3. Museum Brawijaya

Museum Brawijaya merupakan sarana edukasi di Malang

Selanjutnya ada Museum Brawijaya yang diresmikan pada tanggal 4 Mei 1968, sedangkan untuk usaha pendiriannya sendiri sudah berlangsung sejak taahun 1962 oleh Brigjend TNI Soerachman.

Kemudian pembangunan gedung musseum ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah kotamadya Malang dengan penyediaan lokasi tanah seluas 10.500 meter persegi dengan dukungan biaya dari Sdr. Martha, pemilik hotel di tretes Pandaan.

Arsitek museum ini sendiri adalah Kapten Czi Ir. Soemadi. Di dalam museum ini terdapat berbagai macam koleksi sejarah.

Mulai dari halaman depannya wisatawan bisa melihat tank buatan Jepang yang merupakan hasil rampasan arek-arek Suroboyo pada bulan Oktober 1945. 

Tank tersebut juga dipakai untuk melawan sekutu dalam perang 10 November 1945. Di dalam museum terdapat banyak benda-benda bersejarah yang digunakan ketika perang melawan penjajah.

Di Museum Brawijaya terdapat 2 ruangan koleksi, Ruangan koleksi I memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949.

Ruangan Koleksi II memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1950-1976. Selain itu, juga terdapat perpustakan yang berisikan koleksi buku-buku dan dokumen-dokumen sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan referensi terkait dengan pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian, di halaman tengah juga terdapat Perahu Segigir dan Gerbong Maut. Untuk berkunjung ke kawasan wisata ini, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp.3000.

 

4. Museum D’Topeng

Museum DTopeng

Wisata edukasi Malang selanjutnya adalah Museum Topeng yang merupakan museum yang hadir dengan konsep unik, beda dan wajib dikunjungi.

Kawasan museum ini berada di dalam kawasan Museum Angkut ini dibuka pada 23 Mei 2014, didirikan oleh Reno Halsamer seorang kolektor dari Surabaya.

Selain sesuai namanya museum ini juga menyediakan koleksi benda-benda warisan budaya Indonesia mulai dari patung, keris, batik, dan pernak pernik budaya Indonesia.

Untuk masuk ke museum satu ini wisatawan hanya perlu membayar sebesar Rp. 25.000 pada hari Senin-Kamis, sedangkan pada Jumat-Minggu dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000. museum ini sendiri buka pada jam 12.00-20.00.

 

5. Museum Panji

Museum Panji menjadi wisata edukasi

Sensasi Malang tempoe doeloe di Museum Panji Malang tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke tempat ini.

Wisatawan bisa menikmati pertunjukan Tari Topeng khas Malang di panggung khusus jika datang pada hari yang tepat.

Nuansa khas tempoe doeloe akan langsung dirasakan wisatawan ketika memasuki bangunan museum. Bukan hanya itu, poster iklan jadul, kutipan-kutipan sejarah ditambah topeng malangan yang di pajang rapi juga semakin menambah kesan kuno seperti pada jaman kolonial Belanda dahulu.

BACA JUGA:   Menikmati Liburan Asri di Hotel Kusuma Agrowisata

Koleksi arca-arca di wilayah Malang Raya dengan rapi tersimpan di Museum Panji.

 

Baca juga: 8 Museum Unik di Dunia, Ada Museum Rambut hingga Toilet

 

6. Museum Mpu Purwa

Museum Mpu Purwa di Malang

Museum Mpu Purwa ini dibangun dengan luas 1.200 meter persegi di atas lahan seluas 1.800 meter persegi.

Museum ini memiliki 136 koleksi berupa arca dan prasasti dari masa kepemimpinan Mpu Sindok hingga masa kerajaan Majapahit.

Nama Museum Mpu Purwa diambil dari nama seorang brahmana di Tumapel yang bernama Mpu Purwa. Mpu tersebut memiliki seorang anak yang bernama Ken Dedes.

Di dalam cerita legenda, diceritakan bahwa Ken Dedes diculik oleh Tunggul Ametung di Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kerajaan Kediri, untuk dijadikan istri.

Kisah tersebut berujung pada pemberontakan yang dikomandani oleh Ken Arok untuk merebut Tumapel dan menyerang Kerajaan Kediri. Kemudian muncul kerajaan baru dengan nama Singasari. Ken Arok menjadi raja pertama dan Ken Dedes sebagai parameswarinya.

Sebanyak 58 koleksi ditampilkan untuk wissatawan dan sisanya disimpan. Sebagian dari koleksi ini, tidak semuanya punya resmi milik Museum Mpu Purwa, namun koleksi itu sebagian masih menjadi koleksi pribadi masyarakat.

Bagaimana tertarik untuk mengunjungi museum satu ini, Parents?

 

7. Museum Bentoel

Museum Bentoel di Malang, Jawa Timur

Museum Bentoel berlokasi di Jalan Wiromargo No.31, Sukaharjo, Klojen, Malang. Sejarah pendirian museum ini sendiri tidak lepas dari keberadaan industri rokok yang berkembang di Kota Malang.

Terdirinya museum ini atas inisiatif pribadi dari keluarga Ong Hok Liong, pendiri Rokok Tjap Bentoel sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responbility Bentoel yang berhubungan dengan bidang pendidikan.

Bangunan museum ini memiliki lebar 12 meter dan panjang 16 meter dan berdiri di atas lahan seluar 400 m2. Di dalam museum ini, pengunjung bisa menikmati berbagai ruang pamer.

Ruangan bagian belakang di museum ini terdapat tiga ruangan, yaitu Ruang Brand Bentoel, Bentoel Kini, dan Tentang Bentoel Group.

 

8. Museum Singhasari

Museum Singhasari di Malang

Museum yang berlokasi di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ini merupakan museum pertama milik Pemerintah Kabupaten Malang.

Museum ini juga melengkapi destinasi wisata utama, yaitu Pendidikan, Budaya, dan Hiburan di Kabupaten Malang. Benda bersejarah di dalam museum ini awalnya adalah milik masyarakat.

Namun, meskipun berada di dalam museum benda bersejarah itu tetap menjadi hal milik masyarakat, museum hanya meminjam dan akan diberi nama pemilik sebagai koleksi. Museum Singhasari, dapat memberi motivasi para pengunjung untuk dapat mencintai sejarah. Museum ini memiliki kekhususan dengan sejarah kerajaan Singhasari.

 

9. Batu Secret Zoo

Batu Secreet Zoo di Batu, Malang

Kebun binatang modern yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur ini memiliki tanah seluas 14 hektare dan merupakan bagian dari Jawa Timur Park 2.

Kebun binatang ini mulai dibangun pada tahun 2008 bersamaan dengan Jawa Timur Park 2 dan diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010. 

Di Batu Secret Z00 memiliki berbagai macam tempat, yakni Batu Secret Zoo A, Savannah, Kampung Afrika dan Gajah, Elang, Kuda Nil dan Buaya, Fantasy Land, River Adventure, sampai Log Flume.

 

10. Taman Safari Prigen

Taman Safari Prigen di Malang

Taman yang memiliki luas hingga 350 hektar ini merupakan Taman Safari terbesar ke 3 yang ada di Indonesia. Dengan mengusung konsep ala Afrika, wisatawan dapat melihat satwa-satwa bebas berkeliaran di alam terbuka.

Terletak di kaki Gunung Arjuna, Taman Safari Prigen juga menyajikan bagi wisatawan untuk merasakan sensasi makan siang bersama hewan buas seperti harimau putih. 

Selain itu, di Taman Safari juga memberikan bermacam petualangan menarik seperti: Elehant Journey, Swimming with Dolphin, Safari Outbound, Education Package for Students dan beberapa Animal Education Show.

 

Wah, sangat menarik, ya. Bagaimana Parents, tertarik mengunjungi wisata edukasi Malang di atas? Jangan lupa ajak keluarga, ya.

 

Artikel terkait:

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Also Read

Bagikan: